Selasa, 24 November 2015



GUNUNG API BURNI TELONG

            Gunung burni telong merupakan salah satu gunung api yang berada di daerah aceh. Gunung burni telong terletak di kabupaten bener meriah. Bener meriah merupakan daerah dataran tinggi di aceh yang udaranya sejuk. Seperti namanya burni telong yang terbagi atas dua suku kata, Bur Ni = Gunung dan Telong = Terbakar. Maka nama Burni Telong setidaknya cukup menjelaskan, bahwa gunung ini merupakan salah satu Gunung Berapi. Gunung burni telong memiliki ketinggian 2624 MDPL. Untuk mendaki gunung ini kita dapat melaluinya dari beberapa jalur, salah satunya adalah jalur edelweis. Jalur ini dinamakan edelweis karena di jalur pendaki akan menemukan bunga-bunga edelweis yang sangat cantik dan oleh penduduk sekitar dipercaya sebagai bunga abadi. Jalur ini diawali jalan aspal mulai dari simpang jalan utama Takengon-Bireun sampai ke lereng Burni Telong tepatnya di desa Bandar Lampahan Kecamatan Timang Gajah yang berjarak 3 km.

            Untuk mendaki gunung ini disarankan kepada para pendaki agar mengikutsertakan satu atau dua orang setempat agar aman, kecuali apabila ada diantara kita yang sudah pernah sebelumnya mendaki gunung burni telong. Kondisi jalur pendakiannya termasuk terjal sampai ke puncak. Tapi, jalur dari Bandar Lampahan menuju lereng gunung merupakan pilihan favorit para pecinta alam atau pendaki gunung. Setelah melewati medan terjal, kita menemukan sebuah gua, yang sering digunakan pendaki sebagai tempat menginap bila ingin bermalam untuk beberapa hari. Di ketingian burni telong, hamparan pohon pinus memanjakan mata inilah satu-satunya gunung berapi aktif di dataran tinggi Gayo, Aceh Tengah dan Bener Meriah.
Burni telong memiliki banyak riwayat erupsi. Pertama, di akhir september pada tahun 1837, saat itu terjadi beberapa kali letusan disertai gempa bumi yang menyebabkan banyak kerusakan. Tahun 1839, letusan yang terjadi pada tanggal  12 dan 13 Januari itu, cukup dahsyat. Bahkan abunya mencapai P. Weh. Lalu pada 14 April 1856, letusannya memuntahkan material berupa abu dan batu. Kemudian, Desember 1919 terjadi letusan di kawah pusat. Selanjutnya letusan dahsyat terjadi pada 7 Desember 1924.